
“Telah beruntung orang yang masuk Islam, diberi kecukupan rezeki, dan Allah menjadikannya qana’ah terhadap apa yang diberikan kepadanya” (Riwayat Muslim)
Sesungguhnya, qana’ah memiliki kaitan yang sangat erat dengan sikap zuhhud dan ridha. Oleh karena itu banyak ahli bahasa yang mendefinisikan qana’ah dengan keridhaan, dan orang yang qana’ah adalah orang yang ridha.
Ibnu Sunni dalam kitabnya al-Qana’ah mendefinisikan, al-qana’ah adalah ridha dengan pembagian. Dikatakan bahwa seseorang bersikap qana’ah jika dia ridha. Maka qana’ah adalah engkau meridhai apa yang Allah bagikan untukmu di dunia ini, baik sedikit ataupun banyak, dan engkau memasrahkan segala urusanmu kepada-Nya,sedangkan engkau tahu bahwa Dia lebih tahu dan lebih sayang terhadapmu dari pada dirimu sendiri.
Dan bukanlah orang yang qana’ah; orang yang mengadukan Penciptanya dan Pemberi rezekinya kepada makhluk, bahkan pula orang yang melihat-lihat kepada apa yang bukan miliknya, atau orang yang marah jika tidak dapat menggapai tingkatan-tingkatan dunia yang diangan-angankan, karena terkadang yang baik baginya berlawanan dengan yang diangan-angankannya.Syekh Salim al-Hillai berkata, “Ketahuilah wahai saudaraku yang diberi taufik untuk menempuh jalan petunjuk, sesungguhnya qana’ah adalah ridha terhadap pembagian Allah. Dari sikap qana’ah ini aan terlahir sikap menjaga kehormatan diri, yaitu tidak mencari-cari atau menginginkan apa yang ada di tangan orang lain, dan tidak mengeluhkan kepada selain Allah yang maha besar dan maha tinggi. Danhal itu dikelilingi degan pagar kesederhanaan (sikap pertengahan), tidak bakhil atas dirinya karena takut membelanjakan harta, dan tidak pula terlalu mengulurkan tangannya secara berlebihan. Maka barangsiapa diberi taufik kepada hal tersebut dia akan mendapat keberuntungan dan tempat kembali yang paling baik”
~dikutip dari Majalah Sakinah,Vol10.No9, Bahagia dengan Qana’ah~
Dahulu sebelum menikah, kukira memiliki sifat qana’ah itu mudah, tapi ternyata tak semudah yang kubayangkan sebelumnya, dibutuhkan kelapangan hati dan kesabaran yang lebih. ahh,tentu saja karena dalam pernikahan itu ujian yang Allah berikan semakin berwarna dalam berbagai rupa. Jadi sudah menjadi tugas kita sebagai seorang istri harus menanamkan salah satu sifat ini di dalam diri kita sendiri juga pada suami dan keluarga kita.
Ukhti, semoga Allah senantiasa memberi kita petunjuk agar bisa memiliki sifat qana’ah ini terhapap apapun yang Allah beri untuk kita dan untuk keluarga kita.. aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar